Adnan Oktar dilahirkan pada tahun 1956 di Ankara dan dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU. Komitment beliau terhadap Islam
tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU. Pada periode
ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari
membaca berbagai buku-buku agama. Di samping itu, beliau juga memperoleh
pemahaman tentang fakta-fakta penting lain yang kemudian beliau
beritahukan kepada orang-orang di sekitarnya. Pada tahun 1979, Adnan
Oktar pindah ke Istanbul untuk menuntut ilmu di Universitas Mimar Sinan.
Di masa inilah beliau mulai melaksanakan misi dakwah, menyeru manusia
kepada akhlaq yang baik dan memerintahkan yang ma’ruf dan mencegah yang
munkar.
Masa-masa di Universitas Mimar Sinan
Sejak sebelum Adnan Oktar memulai kuliah
di Universitas Mimar Sinan, Istanbul, institusi pendidikan tersebut
telah berada di bawah pengaruh berbagai organisasi ilegal berhaluan
Marxisme, sehingga pemikiran kekirian tampak jelas mendominasi kampus.
Setiap orang, apakah ia staf di sebuah fakultas ataupun mahasiswa,
adalah sosok materialis yang berpola pikir atheis. Sungguh, para staf
pengajar mengambil setiap kesempatan yang ada untuk menyebarkan filsafat
materialistik dan Darwinisme dalam kuliah-kuliah yang mereka berikan
kendatipun dua hal ini tidak ada hubungannya dengan topik kuliah mereka.
Dalam lingkungan dimana ajaran agama dan akhlaq tidak dipedulikan dan
sama sekali ditolak, Adnan Oktar menyeru orang-orang di sekitar beliau
kepada keesaan dan keberadaan Allah. Sebagaimana mungkin telah
dimaklumi, dalam kondisi demikian, Islam tidak diberi kesempatan untuk
tumbuh berkembang. Ibu beliau, Ny. Mediha Oktar, menuturkan bahwa pada
masa itu beliau hanya tidur beberapa jam saja di malam hari, sebagian
besar sisa waktu beliau gunakan untuk membaca, membuat catatan dan
menyimpan kumpulan catatan tersebut.
Beliau membaca ratusan buku, termasuk
karya-karya pokok tentang Marxisme, komunisme dan filsafat
materialistik, dan mempelajari buku-buku ideologi kiri, termasuk
karya-karya klasik ataupun literatur-literatur lain yang jarang dibaca
orang. Beliau meneliti karya-karya tersebut, menandai bagian-bagian
penting dan membuat catatan-catatan di bagian belakang buku tersebut.
Hal ini membuat beliau sangat tahu tentang filsafat-filsafat serta
ideologi-ideologi tersebut, jauh lebih tahu dibandingkan para pendukung
ideologi itu sendiri. Beliau juga melakukan riset yang mendalam tentang
teori evolusi yang dianggap sebagai landasan ilmiah dari
ideologi-ideologi tersebut dan mengumpulkan berbagai dokumen dan
informasi yang berhubungan dengannya. Setelah mengumpulkan informasi
yang berlimpah tentang berbagai kebuntuan, kontradiksi dan kebohongan
yang terdapat dalam filsafat dan ideologi yang didasarkan atas
pengingkaran terhadap Allah ini; tanpa membuang-buang waktu lagi, Adnan
Oktar menggunakan informasi tersebut untuk menyebarkan fakta-fakta yang
ada.
Hampir ke setiap orang, termasuk para
mahasiswa dan staf pengajar di universitas, beliau mendakwahkan
keberadaan dan keesaan Allah, serta Al Qur’an, Kitab Suci yang
diwahyukan Allah, dengan menggunakan bukti-bukti saintifik. Di
tengah-tengah pembicaraan di kantin kampus, di koridor-koridor di saat
jam istirahat, seseorang dapat melihat beliau sedang menjelaskan
kelemahan dan kesalahan filsafat materialistik dan Marxisme dengan
mengambil cuplikan dari buku-buku yang menjadi referensi dari ideologi
itu sendiri. Beliau memberikan perhatian khusus kepada teori evolusi.
Teori yang dimunculkan oleh kelompok tertentu untuk melawan fakta
penciptaan ini diyakini sebagai sesuatu yang benar oleh para mahasiswa
universitas secara luas. Dengan menggunakan kedok sains, teori tersebut
sebenarnya bertujuan untuk meracuni dan menghancurkan akidah dan akhlaq
dari para pemuda tersebut. Seandainya makar jahat dari kebohongan ilmiah
ini tidak dibongkar, maka akan muncul generasi penerus yang sama sekali
tidak memiliki nilai-nilai spiritual, moral dan religius.
Karya Pertama Tentang Teori Evolusi
Adnan Oktar memusatkan usahanya dalam
membuktikan kebohongan serta ancaman yang terselubung dari teori evolusi
tersebut. Karena teori evolusi disebarkan dengan jalur ilmiah, beliau
berpendapat bahwa sains merupakan sarana yang paling tepat untuk
membongkar kepalsuan dari dasar berpijak teori buatan ini. Beliau
mempersiapkan sebuah buku berjudul “Teori Evolusi”, sebuah rangkuman
dari penelitian dan pengkajian beliau yang dalam tentang teori evolusi.
Beliau menanggung sendiri semua biaya yang dikeluarkan untuk pencetakan
dan penggandaan buku tersebut dari uang hasi penjualan beberapa harta
warisan yang beliau terima dari keluarganya. Kemudian beliau
membagi-bagikan buku-buku tersebut secara gratis kepada para mahasiswa
dan mendiskusikannya dengan siapapun yang ditemuinya. Buku ini memuat
ulasan yang sangat lengkap yang membuktikan bahwa teori evolusi adalah
sebuah kebohongan yang tidak logis dan tidak memiliki nilai ilmiah sama
sekali. Setiap orang yang berdiskusi dengan beliau dapat dengan jelas
memahami bahwa teori evolusi tidak memiliki kebenaran ilmiah sedikitpun.
Sehingga seseorang dapat dengan mudah memahami fakta bahwa tak satu
makhluk hidup pun yang dapat muncul di dunia ini secara kebetulan
kecuali dengan kehendak Allah. Namun sebagian mahasiswa yang taklid
secara buta terhadap pemikiran materialisme, kendatipun telah mengetahui
kebenaran, secara terang-terangan menyatakan pengingkaran mereka.
Beberapa diantara mereka sampai berani mengatakan: ”Bahkan seandainya
saya melihat Allah dengan mata kepala saya sendiri, saya akan tetap
berperang melawan-Nya.”
Lebih dari itu, beberapa mahasiswa
militan di universitas tersebut secara terang-terangan mengancam Adnan
Oktar dengan mengatakan bahwa nyawa beliau dalam bahaya jika beliau
tidak mau berhenti dari aktifitasnya. Namun semua tekanan dan ancaman
ini hanyalah membuat tekad Adnan Oktar semakin kuat dan kokoh. Reaksi
yang keras dan kekhawatiran dari kaum materialis dan atheis adalah bukti
yang nyata bahwa Adnan Oktar berada pada pihak yang benar. Di
universitas yang didominasi oleh kaum Marxis, dimana sering terjadi
perbuatan anarki, setiap hari puluhan orang mati terbunuh. Dalam kondisi
yang demikian, beliau secara terbuka mendakwahkan tentang keberadaan
dan keesaan Allah serta kemuliaan Al Qur’an. Di sebuah institusi
pendidikan dimana orang-orang menyembunyikan keimanan mereka, beliau
secara rutin datang ke masjid Molla dan melakukan sholat tanpa
mengindahkan semua tanggapan dan ancaman yang ditujukan kepadanya.
Ketakutan Staf Pengajar Atheis
Adnan Oktar selalu menghadiri
kuliah-kuliah dengan membawa dokumen-dokumen saintifik serta kumpulan
riset-risetnya dan melakukan diskusi dengan para staf pengajar mengenai
filsafat materialistik dan teori evolusi. Pada saat itu, ada dua orang
staf pengajar yang tak henti-hentinya berbicara tentang evolusi dan
melakukan propaganda atheisme. Karenanya, dua orang ini menjadi populer
dan dihormati di kalangan para mahasiswa Marxis. Namun ketidakbecusan
dalam mempertahankan pendapat mereka dalam diskusi-diskusi mereka dengan
Adnan Oktar, ditambah dengan jawaban-jawaban yang tidak logis yang
mereka berikan telah secara gamblang memperlihatkan kegagalan dan
kepalsuan dari teori-teori yang mereka ajarkan kepada para mahasiswa.
Suatu hari setelah kuliah, satu dari staf
pengajar ini melakukan diskusi singkat namun cukup mengena dengan Adnan
Oktar mengenai kebuntuan teori evolusi. Pengajar ini tidak mampu
memberikan penjelasan dan jawaban yang masuk akal atas dokumen-dokumen
saintifik dan penjelasan logis yang diberikan Adnan Oktar. Segala yang
ia dapat lakukan adalah tergopoh-gopoh meninggalkan tempat itu.
Kekalahannya dalam berdiskusi di hadapan mata para mahasiswa membuatnya
sangat terpukul. Semenjak itu, staf pengajar yang biasanya membuat
pembicaraan filsafat yang “serius” dan panjang dengan para mahasiswanya
di koridor-koridor setelah kuliah kini terlihat tergesa-gesa untuk
menuju kantornya agar tidak bertemu dengan Adnan Oktar. Sebagian besar
dari para mahasiswa Universitas Mimar Sinan pada masa itu mengetahui
tentang hal ini.
Seorang Diri Selama Tiga Tahun
Ketika pertama kali mendakwahkan Islam di
Universita Mimar Sinan, Adnan Oktar hanyalah seorang diri. Selama lebih
dari tiga tahun, tak seorang pun yang menerima dakwah beliau.
Orang-orang yang memiliki keyakinan yang sama dan mendukung beliau
secara penuh belum nampak ataupun menyertai beliau dalam periode
tersebut. Namun kurangnya dukungan tidak merubah komitmen beliau. Beliau
sadar bahwa Allah adalah satu-satunya Penolong dan beliau melakukan ini
semua demi mendapatkan keridhaan Allah. Kadang ada beberapa pemuda yang
mendengarkan dan setuju dengan ide beliau. Namun ini hanyalah sebatas
ketertarikan yang tidak pernah berkembang menjadi dukungan penuh. Tiga
tahun telah berlalu di Universitas Mimar Sinan dan dalam jangka waktu
tersebut, Adnan Oktar berusaha untuk menemukan orang-orang yang dapat
memahami keberadaan Allah. Ini adalah periode dimana beliau melakukan
sebuah perjuangan ideologi melawan Marxisme dan atheisme seorang diri
dengan sarana yang beliau miliki. Lama kelamaan para tokoh Marxis di
kampus mulai menghindari beliau. Merasa tak mampu membantah argumentasi
saintifiknya tentang teori evolusi dan Marxisme, mereka tak dapat
melakukan apa-apa lagi kecuali mencemooh dan mengkritik jenggot, pakaian
serta cara hidup beliau.
Para Pendukung Beliau Yang Pertama
Adnan Oktar memperoleh nilai yang tinggi
dalam tes masuk Universitas Mimar Sinan. Beliau memiliki kemampuan yang
mengagumkan dalam bidang seni lukis. Beliau dapat saja dengan mudah
mengambil jurusan seni rupa dan mencapai karir hingga puncaknya. Beliau
mungkin saja berpikir, ”Pertama-tama biarlah saya mencapai apa yang saya
cita-citakan dan setelah itu baru saya akan mendakwahkan Islam”; namun
beliau tidak melakukannya. Beliau menghabiskan seluruh waktu, energi dan
sarana yang ada untuk tujuan yang satu. Ketiadaan pendukung selama
tahun-tahun ini sebenarnya dapat saja mendorong Adnan Oktar untuk
berpikir bahwa segala usahanya telah sia-sia dan lebih baik berhenti.
Namun beliau tidaklah demikian. Berbekal tekad dan komitmen, beliau
terus berdakwah menyebarkan kalimat Allah kepada orang-orang di sekitar
beliau dengan senantiasa mengingat perkataan Bediuzzaman Said Nursi,
”Yang dibutuhkan bukanlah keahlian dalam mengumpulkan jumlah pendengar
yang banyak, akan tetapi bagaimana untuk mendapatkan keridhaan Allah”.
Akhirnya di tahun 1982, untuk pertama kali, beberapa mahasiswa baru
Universitas Mimar Sinan memutuskan untuk mendukung Adnan Oktar dalam
dakwahnya. Seiring dengan bergantinya bulan dan tahun, jumlah para
pemuda yang sependapat dengan beliau bertambah. Keajaiban dalam ciptaan
Allah, kepalsuan pandangan-pandangan golongan Marxis yang merupakan
ideologi dominan waktu itu adalah tema utama dari pembicaraan Adnan
Oktar dengan para pemuda ini. Ambisi utama beliau adalah untuk
mengarahkan para pemuda tersebut agar menjadi orang-orang yang
terhormat. Dari tahun 1982 hingga 1984, sebuah kelompok yang
beranggotakan sekitar 20-30 orang telah terbentuk. Pada tahun 1984,
beberapa pemuda yang merupakan anak dari kalangan keluarga terhormat di
Istanbul diperkenalkan kepada beliau. Mereka berasal dari keluarga yang
dikenal, memiliki kedudukan serta status ekonomi yang tinggi dalam
masyarakat. Selama berdiskusi dengan Adnan Oktar, para pemuda ini
memahami secara menyeluruh pentingnya nilai-nilai akhlaq dan mulai
merubah pola hidup mereka. Ketaatan mereka terhadap akhlaq Islam sungguh
membuat takjub masyarakat di sekitar mereka tinggal. Selama dua tahun
setelah tahun 1984, pembicaraan yang diadakan bersama dengan para pemuda
yang waktu itu masih duduk di bangku sekolah menengah tingkat atas
swasta di Istanbul berkisar masalah akhlaq. Selama tahun-tahun ini,
Adnan Oktar tidak lagi belajar di universitas Mimar Sinan. Beliau
terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah fakultas baru di Universitas
Istanbul, jurusan Filsafat. Para pemuda yang bertemu Adnan Oktar
sangatlah bersimpati kepada beliau dan sangat kagum atas perilaku,
pandangan dan sikap beliau yang santun. Oleh karena para pemuda ini juga
memperkenalkan beliau kepada teman-teman mereka, sejumlah besar siswa
sekolah menengah tingkat atas berkesempatan untuk bertemu dengan beliau.
Nama beliau muncul untuk pertama kali di majalah Nokta (Titik) pada
tahun 1986 dan ini adalah kali pertama beliau dikenal masyarakat luas.
Kemunculan di Media Masa
Ihwal tentang Adnan Oktar muncul sebagai
berita utama pada majalah Nokta setelah kunjungan Rusen Cakir, seorang
koresponden majalah tersebut, ke sebuah masjid dimana Adnan Oktar
melakukan pertemuan dan diskusi dengan para rekannya. Laporan yang di
muat dengan judul “Pendukung setia dari kampus” ini berkisah tentang
Adnan Oktar dan cara beliau mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada
para pemuda di sekelilingnya. Selama periode ini, banyak para mahasiswa
universitas, kebanyakan dari Universitas Bosphorus yang merupakan salah
satu universitas paling ternama di Turki, mulai berdatangan dan ikut
berdiskusi dengan Adnan Oktar. Hingga awal musim panas di tahun yang
sama, pihak media masa memuat laporan tentang Adnan Oktar hampir setiap
hari. Banyak surat kabar yang menampilkan nama beliau dalam judul
laporan utama. Keberhasilah Adnan Oktar dalam mendakwahkan pesan-pesan
Islam kepada lapisan masyarakat yang terkesan paling jauh.
Yahudi dan Freemasonry
Ketika itu, karya Adnan Oktar tentang
Yahudi dan freemasonry sebentar lagi akan diterbitkan. Adnan Oktar
memusatkan kerja kerasnya untuk masalah yang satu ini mengingat dalam Al
Qur’an Allah memalingkan perhatian kita kepada kaum Yahudi, salah satu
musuh terbesar kaum mukmin. Dari penelitiannya, Oktar sampai pada
kesimpulan bahwa aktifitas Zionisme di negara Turki dilakukan oleh
freemasonry, sebuah kelompok rahasia. Ada pengaruh yang terselubung
namun meluas dari freemasonry pada kantor-kantor pemerintah,
lembaga-lembaga pendidikan tinggi, organisasi-organisasi politik dan
media masa. Misi utama mereka adalah untuk secara bertahap menjauhkan
bangsa Turki dari nilai-nilai spiritual, religius dan moral dan
menjadikan mereka seperti binatang sebagaimana yang tercantum dalam
Taurat yang sudah diubah-ubah. Untuk mencapai tujuan ini, pandangan para
materialis, teori evolusi dan pola hidup yang amoral dan bertentangan
dengan agama disebarluaskan kepada masyarakat. Para anggota freemasonry
di semua lembaga pemerintahan, media masa dan institusi pendidikan
memegang kendali utama dalam melaksanakan indoktrinasi ini secara
besar-besaran. Inilah yang menyebabkan Adnan Oktar memusatkan
perhatiannya kepada masalah tersebut. Dengan melalui rintangan yang
sangat berat, akhirnya beliau berhasil mendapatkan publikasi-publikasi
yang asli dari kaum freemasonry yang sebenarnya dikhususkan untuk
kalangan mereka sendiri. Buku Yahudi dan Freemasonry diterbitkan pada
periode ini dan merupakan sebuah hasil dari penelitian yang mendalam dan
terinci yang dilakukan terhadap literatur-literatur asli freemasonry
selama bertahun-tahun. Penerbitan buku Yahudi dan freemasonry waktu itu
menjadi titik kulminasi bagi Adnan Oktar. Masyarakat luas mendapatkan
akses ke “dalam” freemasonry, sebuah organisasi yang melakukan
aktifitasnya secara rahasia. Buku ini membeberkan daftar anggota
kuil-kuil Freemason, jabatan tiap-tiap anggota dalam organisasi
tersebut, daftar orang-orang Freemason yang duduk dalam pemerintahan,
berbagai perusahaan dan institusi Freemason, aktifitas-aktifitas mereka,
kekuatan ekonomi dan politik yang dipegang oleh Freemason. Sumber utama
dari segala informasi ini adalah publikasi asli dari Freemason. Pendek
kata, buku ini membongkar wajah gelap dari freemasonry, yakni sebuah
kelompok rahasia yang memiliki hubungan akrab dengan Zionisme. Dalam
buku tersebut, para pembaca dapat mengetahui tentang aktifitas Freemason
yang memiliki keterkaitan erat dengan cita-cita kaum Zionis, struktur
organisasi dan hirarki dari freemasonry, simbol-simbol dan acara-acara
ritual, hubungan antara freemasonry dan agama Yahudi, kitab Taurat yang
telah dirubah dan tradisi Kabbalah.
Kelompok Freemasonry Mulai Menyerang
Terbongkarnya bagian paling rahasia dari
para freemasonry di hadapan umum tentunya tidak disukai oleh para
anggota organisasi terselubung ini. Di lain pihak, sebagian
keluarga-keluarga elit merasa terganggu dikarenakan anak-anak mereka
mulai merubah gaya hidup mereka dan mulai melaksanakan
kewajiban-kewajiban agama. Pada intinya, dua faktor inilah yang
mendorong kaum Freemason berupaya untuk menghentikan aktifitas Adnan
Oktar.
Mulanya, melalui “mediators” atau “pihak
ketiga” mereka menawarkan sejumlah besar uang kepada Adnan Oktar agar
mau menghentikan penerbitan buku Yahudi dan Freemasonry. Setelah
mendapatkan jawaban “tidak”, mereka mulai mengancam beliau. Setelah cara
yang kedua ini pun gagal, mereka lalu menahan Adnan Oktar dengan
tuduhan melakukan tindak kriminal yang beliau sendiri tidak pernah
mengetahuinya. Berita yang beredar kemudian mengatakan bahwa alasan
beliau ditahan adalah karena perkataan beliau: ”Saya berasal dari suku
bangsa Ibrahim dan Turki” dalam wawancara yang dimuat di sebuah surat
kabar. Di saat yang bersamaan, laporan palsu, berita yang tidak ada
buktinya dan fitnah terhadap beliau mulai bermunculan di media masa.
Sudah pasti bahwa kelompok freemasonry menganggap beliau sebagai ancaman
yang serius bagi eksistensi mereka. Sebelum segala sesuatunya
terlambat, mereka mengambil inisiatif untuk menghentikan aktifitasnya.
Siksaan di Rumah Sakit Jiwa
Adnan Oktar dikurung di ruangan bersama
para pasien penyakit jiwa yang berbahaya. Rekan-rekannya hanya
diperbolehkan menjenguknya 5 – 10 menit di balik jeruji besi. Beliau
seringkali mengingatkan kepada para penjenguknya, “Janganlah khawatir,
Allah bersama kita.”
Adnan Oktar mula-mula ditahan dan
ditempatkan dalam sebuah penjara. Lalu, beliau dipindahkan ke rumah
sakit jiwa Bakirköy dan ditempatkan di bawah pengawasan dengan alasan
yang dibuat-buat, yakni bahwa secara mental beliau tidak sehat. Dalam
rumah sakit tersebut beiau di tempatkan di ruang 14A, sebuah bagian
khusus tempat tinggal pasien-pasien yang sangat berbahaya dan
orang-orang yang kebal hukuman. Pembunuhan adalah kejadian biasa bagi
para pasien sakit jiwa ini, sehingga Oktar diperkirakan akan menjadi
korban dari salah seorang di antara mereka. Untuk beberapa lama kaki
beliau dirantai ke sebuah tempat tidur dan beliau diperlakukan secara
biadab. Secara paksa, beliau diberi obat yang mengganggu kesadarannya.
Di sisi lain, para sahabat beliau yang masih muda yang secara diam-diam
berhasil menjenguk dan melihatnya menyaksikan bahwa beliau tidak pernah
kehilangan komitmen dan semangat selama berada di rumah sakit tersebut.
Segala sesuatu yang beliau alami justru meningkatkan komitmennya.
Ekspresi wajah beliau yang terlihat dalam foto yang diambil di depan
jendela jeruji merupakan indikasi yang terang bahwa Adnan Oktar bertekad
untuk meneruskan perjuangannya. Oktar dimasukkan dalam penjara dan
rumah sakit jiwa secara keseluruhan selama 19 bulan untuk kemudian
dinyatakan terbukti tidak bersalah dan dibebaskan oleh pengadilan karena
pernyataanya terbukti tidak bersifat ofensif. Setelah dibebaskan,
beliau melihat bahwa selama berada di rumah sakit jiwa, jumlah pendukung
dari kalangan muda meningkat pesat. Sebagian dari mereka melihat beliau
untuk pertama kali di rumah sakit tersebut. Karena ada larangan
mengunjungi beliau, mereka hanya dapat melihatnya dibelakang jeruji besi
rumah sakit. Pembicaraan yang berlangsung beberapa menit yang mereka
lakukan dengan Adnan Oktar di belakang jeruji besi ini -seseorang hanya
dapat pergi ke tempat tersebut dengan memanjat pagar rumah sakit-
membuat para pemuda ini memiliki rasa kecintaan dan hormat yang mendalam
terhadapnya.
Teori Evolusi
Semenjak tahun 1979, yakni ketika Adnan
Oktar mulai mendakwahkan Islam, tujuan beliau yang utama adalah
membongkar wajah asli dari teori evolusi. Teori evolusi selalu menjadi
topik yang memiliki prioritas di atas yang lain. Dengan kebulatan tekad,
beliau melakukan aktifitas-aktifitasnya melawan Darwinisme. Pada tahun
1986, beliau mengumpulkan semua hasil risetnya yang berharga mengenai
Darwinisme dalam buku: “Makhluk Hidup dan Evolusi”. Dengan menggunakan
sumber-sumber ilmiah, buku ini membeberkan kebuntuan teori evolusi dan
menyodorkan fakta penciptaan. Selama bertahun-tahun, buku tersebut
dijadikan rujukan utama anti-Darwinisme. Dalam tahun-tahun tersebut,
para pendukung Adnan Oktar juga memusatkan pekerjaan mereka dalam
masalah ini. Mereka mengerahkan segala upaya untuk memberitahukan kepada
orang-orang tentang kebohongan teori evolusi. Di kampus-kampus dan
sekolah-sekolah, penjelasan ilmiah tentang kebohongan teori Darwin
disebar luaskan kepada para pelajar. Hal ini merupakan kejutan besar
bagi staf pengajar senior yang meyakini secara buta ajaran Darwinisme.
Ini adalah kali pertama dalam hidup mereka menjumpai mahasiswa-mahasiswa
yang tahu banyak tentang teori evolusi. Yang membuat mereka terkejut,
ternyata para pemuda ini mengetahui teori tersebut lebih banyak dari
mereka sendiri dan mempertahankan teori penciptaan dengan
argumen-argumen yang meyakinkan. Di beberapa universitas,
diselenggarakan konferensi tentang teori evolusi. Para mahasiswa dan
staff pengajar yang atheis yang antusias mengikuti konferensi ini merasa
kecewa dan terkejut dengan bukti-bukti ilmiah yang dibeberkan dalam
konferensi tersebut. Berita bahwa teori evolusi ternyata tidak terbukti
secara ilmiah bahkan tersebar di berbagai pameran buku, pusat-pusat
kebudayaan hingga di kendaraan-kendaraan umum. Ini hanyalah pembukaan
dari kampanye yang sedianya akan diadakan pada tahun 1998. Tujuan
kampanye tersebut sangatlah jelas: untuk menghapus teori evolusi dan
materialisme dari sejarah.
Komunitas Baru
Hingga saat Adnan Oktar dibebaskan pada
tahun 1988, kebanyakan dari teman-teman beliau telah berada di bangku
Universitas. Usaha Adnan Oktar untuk menyebarkan pesan-pesan Islam dan
nilai-nilai moral tidak lagi terbatas di sekolah-sekolah. Saat itu
adalah kali pertama ketika berbagai lapisan masyarakat menerima
pandangan-pandangan tersebut. Adnan Oktar dan teman-temannya memikul
tanggung jawab untuk mengingatkan para generasi muda yang tidak memiliki
tujuan hidup kecuali menikmati hidup mereka sepuas-puasnya, bahwa
mereka akan dimintai pertanggung jawaban atas segala yang mereka perbuat
dan pikirkan dan bahwa mereka pada akhirnya akan dihisab di hadapan
Allah. Oleh karena itu mereka menasehati para pemuda ini agar merubah
sikap dan perilaku hidup mereka dengan mengarahkan diri mereka sesuai
dengan kehendak Allah. Sungguh, beberapa dari mereka yang telah
terjerumus dalam kehidupan yang penuh kenistaan meninggalkan cara hidup
yang merugikan ini dan berubah menjadi orang-orang yang sadar dan penuh
rasa tanggung jawab. Sadar bahwa seseorang tidak akan pernah memperbaiki
perilakunya sebagaimana ajaran Islam tanpa keikhlasan, Adnan Oktar
menasehati para pemuda yang mengelilinginya agar menjadikan keridhaan
Allah sebagai tujuan utama hidup mereka. Beliau selalu berpesan bahwa
setiap orang akan dihisab di hadapan Allah dan oleh karenanya mereka
hendaknya berperilaku sebaik mungkin dalam kondisi apapun.
Lembaga Riset Sains
Dua tahun setelah beliau dibebaskan pada
tahun 1988, Adnan Oktar meletakkan landasan ideologi dari Lembaga Riset
Sains (Science Research Foundation, SRF) yang didirikan pada tahun 1990.
Beliau menyelenggarakan diskusi-diskusi tenta ng nilai-nilai moral
dengan rekan-rekan beliau yang memiliki pandangan yang sama. Pada masa
inilah pijakan intelektual dari SRF dibentuk dengan masukan-masukan dari
Adnan Oktar. Akhirnya, pada bulan Januari 1990, Adnan Oktar dan
rekan-rekan mudanya mendirikan SRF untuk melaksanakan aktifitas mereka
melalui sebuah institusi dan agar dapat menjangkau masyarakat luas.
Lembaga ini memungkinkan diselenggarakannya beberapa aktifitas; anggota
lembaga tersebut menerbitkan buku-buku dan melakukan kajian kultural,
menyelenggarakan berbagai panel, diskusi dan konferensi untuk
mempertahankan dan menghidupkan nilai-nilai moral. Setelah pendirian
lembaga tersebut, sebuah penggerebekan besar dilakukan oleh polisi
terhadap sekitar 100 orang yang sedang menghadiri pertemuan rutin. Lebih
dari seratus anggota ditahan dan diinterogasi oleh polisi. Di hari
berikutnya, beberapa media masa milik freemasonry memberitakan kisah
penggerebekan ini sebagaimana sebuah sindikat kejahatan besar telah
tertangkap. Sebagian besar dari anggota tersebut dibebaskan setelah 3-4
jam. Namun berita bohong dan tuduhan keji yang diberondongkan oleh media
mas a berlangsung selama beberapa hari. Kalangan pers menulis skenario
yang tidak masuk akan tentang Adnan Oktar dan para anggota SRF. Tujuan
utama pemberitaan yang subyektif ini adalah untuk membohongi pihak
keamanan dan institusi peradilah dengan berbagai tuduhan yang
dibuat-buat. Namun segala upaya ini sia-sia belaka. Adnan Oktar yang
ditahan dan diinterogasi selama seminggu akhirnya dibebaskan karena
tidak ditemukannya elemen kejahatan dalam peristiwa tersebut. Ini adalah
bukti nyata bahwa kelompok yang sama melakukan ini semua sebagai cara
untuk memberikan peringatan keras.
Makar Kokain
Selama tahun 1990, aktifitas SRF terus
berjalan dengan tekad yang lebih kuat. Di pertengahan tahun 1991, dua
orang anggota Lembaga melangsungkan pernikahan secara resmi. Akan tetapi
keluarga dari kedua mempelai melakukan gugatan terhadap pernikahan
tersebut. Anehnya Adnan Oktar lah yang disalahkan atas terjadinya
pernikahan yang wajar tersebut, yang tidak mengandung satu unsur pun
yang tidak sah. Alasan tersebut mengakibatkan Adnan Oktar ditahan lagi.
Namun kali ini keberadaan makar yang terselubung sangatlah terlihat.
Para petugas yang menggerebek rumah Adnan Oktar di Ortaköy dimana beliau
tinggal dengan ibunya menemukan satu paket kokain yang terselip dalam
sebuah buku. Terdapat sekitar seribu buku dalam rak-rak yang menutupi
dua tembok rumahnya, dan para petugas tersebut menemukan kokain dalam
waktu beberapa menit saja seolah-olah mereka lah yang baru saja menaruh
kokain di tempat itu. Segera setelah kejadian ini Adnan Oktar yang saat
itu berada di Izmir dengan beberapa rekan beliau ditahan. Beliau
kemudian dipindahkan ke Markas Besar Keamanan, Istanbul, dan ditahan
selama 62 jam. Setelah itu, beliau dikirim ke Lembaga Kedokteran
Forensik (Forensic Medicine Institution) untuk menjalani test kokain.
Hasil test tersebut sungguh sangat mengejutkan! Dosis tinggi dari produk
metabolisme kokain terdeteksi dalam darah beliau! Tetapi setelah
beberapa lama, bukti-bukti menunjukkan bahwa ini adalah sebuah makar.
Pertama-tama, kokain yang dianggap telah ditemukan di rumah Adnan Oktar
ternyata bagian dari makar tersebut. Beberapa saat sebelum makar ini
dilakukan, Adnan Oktar memperoleh firasat bahwa ada rencana jahat yang
sedang ditujukan terhadapnya sehingga beliau meninggalkan rumahnya di
Ortaköy, Istanbul. Lalu beliau menelpon ibunya dan mengatakan bahwa
kemungkinan besar sebuah makar jahat sedang dilakukan terhadapnya. Lalu
beliau meminta bantuan ibunya untuk membersihkan dan mengecek rumah
secara menyeluruh dengan bantuan beberapa orang lain agar nantinya
mereka dapat menjadi saksi. Ibu Adnan Oktar, Ny. Mediha Oktar lalu
memanggil salah seorang tetangga dan penjaga rumah dan mereka
bersama-sama membersihkan rumah secara keseluruhan, membersihkan debu
yang menempel pada buku-buku di atas rak-rak satu per satu. Kendatipun
Adnan Oktar tidak pernah pulang ke rumah setelah pembersihan ini, 16
petugas polisi yang menggerebek rumah tersebut dengan tiba-tiba
menemukan “satu paket kokain” dalam sebuah buku. Tetangga Ny. Mediha
Oktar dan penjaga pintu memberikan kesaksian pribadi mereka di hadapan
umum dengan mengatakan bahwa, ”Kami sebelumnya telah membersihkan
seluruh buku-buku Adnan Oktar satu demi satu; dan tidak ada satu paket
semacam itu di tempat tersebut.”
Bagian kedua dari makar kokain tersebut
adalah adanya produk metabolisme kokain yang terdeteksi dalam darah
Adnan Oktar. Bukti-bukti ilmiah dan pengadilan membantah tuduhan ini.
Adnan Oktar berada di Markas Besar Keamanan selama 62 jam dan tes kokain
dilakukan setelah 62 jam tersebut. Dengan mengetahui kadar produk
metabolisme kokain dalam darah beliau, seseorang dapat menghitung secara
pasti kadar kokain yang masuk dalam tubuh. Di samping itu, hasil
penghitungan ini dapat menunjukkan berapa jam yang lalu kokain tersebut
dikonsumsi. Dosis kokain yang terdeteksi dalam darah Adnan Oktar
ternyata berada pada level yang mematikan jika ditelan 62 jam yang lalu.
Dengan kata lain, dosis kokain yang sedemikian tinggi akan membunuh
beliau jika beliau menelannya 62 jam yang lalu. Temuan ini dengan jelas
membuktikan bahwa kokain yang terdeteksi dalam darah Adnan Oktar
memasuki tubuhnya dalam kurun waktu 62 jam tersebut. Beliau diberi
kokain selama beliau ditahan di Markas Besar tersebut. Kokain tersebut
dicampurkan dalam makanan beliau ketika sedang dalam penahanan polisi.
Kebenaran temuan ini juga dikonfirmasi oleh 30 lembaga kedokteran
forensik internasional termasuk Scotland Yard. Mereka semua memeriksa
berkas yang dikirimkan kepada mereka yang berisi tentang kasus ini.
Kesimpulan hasil pemeriksaan mereka adalah: ”Kokain tersebut telah
dicampurkan ke dalam makanannya ketika beliau berada dalam penahanan
polisi. Peristiwa ini adalah sebuah makar. Kemudian, Lembaga Kedokteran
Forensik Turki juga menkonfirmasi bahwa kokain telah dicampurkan ke
dalam makanan ketika beliau sedang dalam penahanan polisi. Adnan Oktar
pun dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan. Kendatipun demikian, makar
kokain ini memberikan sebuah fakta penting: ada kelompok jahat yang
memiliki rasa permusuhan yang sangat mendalam terhadap Adnan Oktar dan,
oleh karenanya, menghalalkan segala cara untuk menghalangi aktifitas
beliau. Adnan Oktar mengumumkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan
sebuah buku baru tentang freemasonry yang akan membongkar strategi
rahasia mereka di Turki. Telah terbukti bahwa pusat-pusat Masonik
(sebutan lain dari freemasonry), yang sebelumnya telah melakukan
intimidasi terhadap Oktar melalui penahanan dan tekanan, berada di balik
makar kokain tersebut.
Peran Media Masa dalam Mendukung Makar Kokain
Melalui makar kokain tersebut terdapat
niat busuk dari organisasi gelap freemasonry, yakni agar Adnan Oktar
mendekam dalam penjara selama bertahun-tahun terlepas adanya fakta yang
menunjukkan bahwa Adnan Oktar tidak pernah melakukan satu tindak
kejahatan pun. Maksud jahat yang lain adalah untuk menunjukkan bahwa
beliau adalah seorang pencandu obat terlarang sehingga hal ini akan
menjatuhkan kehormatan beliau di depan publik. Sungguh, tindakan
beberapa media masa yang dikuasai oleh Freemason yang melakukan kampanye
penghinaan terhadap beliau merupakan bentuk nyata dukungan yang mereka
berikan terhadap Freemason. Beberapa surat kabar menuliskan kata-kata
penghinaan dengan huruf yang berukuran besar sebagai judul artikel
utama.
Tujuan utama mereka adalah untuk
menghentikan segala aktifitas orang-orang yang memiliki komitmen dalam
menyebarkan kalimat Allah dan akhlaq yang mulia. Perjuangan Adnan Oktar
berada pada posisi berhadap-hadapan dengan cita-cita mereka, dan mereka
menggunakan cara yang keji ini untuk mendirikan sebuah masyarakat yang
benar-benar materialis yang sama sekali tidak mengenal nilai-nilai
moral. Sikap subyektif yang ditunjukkan pihak media masa ini menjadi
semakin kentara di tahun-tahun berikutnya. Sebuah surat kabar yang
sangat anti terhadap Adnan Oktar menyediakan delapan kolom untuk berita
yang berisi penghinaan terhadap Adnan Oktar; namun berita bahwa Adnan
Oktar telah dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan oleh pengadilan
tidak dimuat, atau dimuat dalam beberapa baris saja dan itupun dengan
kata-kata yang kurang pada tempatnya.
Fakta bahwa kaum freemason dan materialis
bahu membahu dalam melawan Adnan Oktar adalah bukti yang paling nyata
bahwa beliau berada di pihak yang benar. Segala penghinaan terhadap kaum
muslimin yang disebut dalam Al Qur’an ditujukan pula terhadap beliau.
Beliau dikatakan sebagai “tukang sihir”, “orang gila” dan “orang yang
berjuang untuk keuntungan diri sendiri”. Semua cemoohan yang menjijikkan
terhadap beliau dan yang disebarluaskan ini dikarenakan kejujuran dan
kebersihannya. Namun, Adnan Oktar sering kali menekankan bahwa
penghinaan dan serangan sebagaimana yang dilakukan sekelompok orang yang
berada pada jalan yang sesat tersebut terhadap diri beliau merupakan
penghormatan bagi dirinya.
Adnan Oktar Mengasingkan Diri
Sejumlah tuduhan dan makar telah
dilakukan terhadap Adnan Oktar karena keyakinan dan aktifitas dakwahnya.
Beliau telah ditahan berulang kali, dipenjara selama berbulan-bulan,
akan tetapi pada akhirnya senantiasa dinyatakan tidak bersalah. Gambar
ini memperlihatkan beliau sedang dibawa ke pengadilan oleh petugas
keamanan.
Setelah Adnan Oktar menyusun misi Lembaga
Riset Sains, beliau mengawasi secara dekat aktifitas lembaga tersebut
selama dua tahun tanpa henti dan menjelang tahun 1991, beliau
menghabiskan seluruh waktunya untuk menulis buku. Khususnya setelah
makar kokain dilakukan terhadap beliau, beliau mengasingkan diri dengan
tujuan menghindarkan diri dari makar dan serangan yang serupa, dan untuk
memberikan waktu bagi penulisan buku-buku. Beliau menghabiskan waktu di
rumah beliau. Kadang-kadang beliau mengunjungi teman-teman beliau dan
ikut serta dalam beberapa diskusi. Beliau senantiasa menolak ketika
dimintai wawancara oleh beberapa surat kabar dan stasiun televisi
meskipun mereka sangat mengharapkannya.
Dalam masa ini, keikutsertaan Adnan Oktar
dalam aktifitas Lembaga Riset Sains terbatas pada memberikan ide-ide
bagi tahap peletakan prinsip-prinsip dasar dari lembaga tersebut. Beliau
hanya dapat memberikan beberapa rekomendasi kepada anggota lembaga
tersebut tentang prinsip-prinsip Al Qur’an dan perilaku yang baik.
Periode ini berlangsung hingga 12 November 1999, yakni di saat polisi
melakukan operasi terhadap anggota Lembaga Riset Sains.
Dakwah Islam kepada Kalangan Atas
Satu di antara cita-cita Adnan Oktar
adalah untuk melakukan perubahan radikal pada keyakinan masyarakat
tentang agama, yakni bahwa “agama hanyalah diperuntukkan bagi
orang-orang tua dan sebagian kalangan masyarakat saja”. Anggapan ini
benar-benar menjadi penghalang masuknya kebenaran Al Qur’an kepada
sebagian besar masyarakat. Mereka yang dianggap contoh teladan bagi
generasi muda adalah kaum homoseksual, penipu, orang-orang yang tidak
senonoh dan lain sebagainya. Sejumlah besar masyarakat yang mengalami
degradasi, yang sama sekali tidak memiliki nilai-nilai agama dan akhlaq,
mendzalimi diri dengan mengarahkan diri mereka ke kehancuran hari demi
hari. Namun, masih ada harapan untuk menyelamatkan sebagian besar dari
orang-orang ini seandainya kepada mereka disampaikan kebenaran. Untuk
menghilangkan anggapan yang dipercayai masyarakat luas sebagaimana di
atas, Adnan Oktar melakukan inisiatif untuk menghubungi orang-orang yang
dapat melakukan perubahan “simbolik” terhadap masyarakat dan
memberitahukan kepada mereka tentang nilai-nilai moral. Inilah yang
mendorong beberapa anggota Lembaga Riset Sains melakukan kontak terhadap
orang-orang yang terkenal seperti para model, penyanyi dan artis. Hal
ini diberitakan dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh SRF
sebagaimana berikut: ”Dialog yang dilakukan antara anggota SRF dengan
para model didasarkan atas niat untuk membuat mereka mengenal
nilai-nilai akhlaq yang baik. Khususnya selama tahun 1994-95, beberapa
anggota SRF menjalin persahabatan dengan beberapa model. Dalam masa ini,
para anggota SRF menjelaskan kepada orang-orang ini tentang degradasi
moral yang dialami masyarakat dan memberitahukan kepada mereka tentang
keberadaan Allah. Banyak buku-buku tentang keajaiban Al Qur’an dan
akhlaq yang baik diberikan kelpada mereka. Pendekatan yang tulus
tersebut mengakibatkan kebangkitan spiritual dalam diri beberapa orang
tersebut.” Gülay Pinarbasi adalah contoh yang nyata dari adanya
kebangkitan spiritual ini. Ia adalah seorang model wanita sebelum
bertemu dengan anggota SRF; namun setelah itu ia memutuskan untuk
merubah cara hidupnya. Dengan segera ia meninggalkan cara hidupnya
terdahulu dan memulai kehidupan yang mulia. Ia menghabiskan waktunya
untuk melakukan studi religius dan ilmiah, dan setelah beberapa saat ia
memulai karirnya sebagai kolumnis dalam sebuah surat kabar konservatif.
Selain itu, beberapa model pria yang juga tersentuh oleh kebenaran yang
disampaikan oleh anggota-anggota SRF berhenti dari karir mereka dan
memulai merubah haluan hidup mereka ke arah yang sama sekali berbeda
dengan yang sebelumnya.
Perjuangan yang Tiada Henti Melawan Darwinisme
Di awal 1998, Adnan Oktar dan teman-teman
melakukan kampanye intelektual besar-besaran melawan Darwinisme.
Kampanye ini diawali dengan menyebarkan secara gratis ribuan buku karya
Adnan Oktar, yang berjudul Kebohongan Teori Evolusi dan selebaran lain
yang diambil dari buku tersebut disebarkan di seluruh penjuru Turki. SRF
lalu menyelenggarakan serentetan konferensi “Runtuhnya Teori Evolusi
dan Fakta Penciptaan” di seluruh Turki. Tiga konferensi pertama yang
diselenggarakan di Istanbul dan Ankara menampilkan para ilmuwan tingkat
dunia dari Amerika sebagai pembicara. Kemudian konferensi yang serupa
diselenggarakan di 120 kota besar dan kecil di Turki. Dalam konferensi
tersebut, anggota SRF, masing-masing dengan bidang spesialisasi mereka,
memberikan ceramahnya. Tujuan dari semua ini adalah untuk membungkam
dengan bukti-bukti ilmiah ajaran Darwinisme, sebuah teori bohong yang
disebarkan dengan kedok sains. Sehingga dengan konferensi ini pemikiran
dan pemahaman kaum materialis menjadi hancur lebur. Aktifitas yang
dilakukan oleh SRF dibawah pimpinan Adnan Oktar tersebut meraih
keberhasilan yang besar. Orang-orang, yang dulunya tidak memiliki
pengetahuan tentang teori evolusi, saat itu mendapatkan kesempatan untuk
mengetahui bagian dalam dari teori evolusi dan berbagai dimensi dari
pemalsuan saintifik yang telah tersebar ke seluruh dunia. Rakyat Turki
akhirnya menyadari fakta bahwa sistem pendidikan yang ada ternyata
didasarkan pada pendoktrinan teori evolusi terhadap otak genearsi muda.
Ini adalah bagian dari rencana tersembunyi dalam penghancuran nilai
sosial dan moral generasi masa depan. Di samping itu, mereka mendapatkan
kesempatan untuk mengetahui bahwa filsafat materialis dan teori
evolusi, yang disebut-sebut sebagai dasar pijakan ilmiah dari filsafat
materialis tersebut, adalah sumber dari ajaran komunisme, penyebab
munculnya tindakan anarki dan teror di berbagai negara. Penerbitan
buku-buku, penyelenggaraan konferensi, pembuatan kaset video dan CD
adalah bagian dari aktifitas-aktifitas pokok yang dilakukan dengan
kontribusi dari SRF. Beragam produksi tersebut pada intinya berkisar
seputar masalah kebohongan teori evolusi, latar belakang ideologi dari
teori tersebut serta fakta penciptaan. Buku-buku tersebut ditulis dengan
nama pena “Harun Yahya” dan produk-produk yang dihasilkan oleh SRF
terdiri dari lebih dari 100 buku yang membahas masalah politik,
saintifik dan agama, 5 film dokumentari, lusinan kaset dan CD interaktif
seputar teori evolusi dan fakta penciptaan. Koleksi yang berkualitas
tinggi dengan tampilan yang menarik serta isi yang sahih atau diakui
keabsahannya ini merupakan sumber materi yang penting.
Tekanan lagi…
Segala aktifitas yang penuh komitmen ini
sangat membuat geram dan marah pihak-pihak tertentu. Dengan dukungan
dari kelompok materialis dan freemason, mereka melakukan serangan
terhadap aktifitas-aktifitas SRF. Mereka mengeluarkan pernyataan
seperti: “Konferensi yang diadakan oleh Lembaga Riset Sains harus
dihentikan sama sekali.” Tujuannya tiada lain adalah untuk mencegah
segala kajian ilmiah yang menyangkal teori evolusi. Mereka menjadi marah
dan merasa tidak mampu melawan pukulan mematikan yang diberikan oleh
aktifitas SRF terhadap filsafat mereka. Mereka hanya mengklaim agar
semua aktifitas ini dihentikan sesegera mungkin, tanpa memberikan
argumentasi ilmiah apapun. Di mata masyarakat Turki, mereka terlihat
tidak mampu berdiri mempertahankan serangan total terhadap teori evolusi
yang mereka yakini secara buta. Perjuangan Adnan Oktar dan kawan-kawan
untuk membuktikan kebohongan teori evolusi berlangsung hingga musim
gugur tahun 1999. Ini berbarengan dengan saat ketika berita tentang
“Global Freemasonry”, sebuah karya besar Harun Yahya yang terdiri atas
tiga volume, beredar…sebuah ancaman besar bagi beberapa kelompok
tertentu. Tanpa mengambil resiko, mereka merencanakan makar, melontarkan
tuduhan dan membuat provokasi. Beberapa saat kemudian terjadi operasi
besar polisi Republik Turki! Sudah barang tentu Adnan Oktar secara
terang-terangan tidak dituduh “mengajak orang kepada jalan Allah,
mengingatkan mereka akan Allah, agama dan akhlaq Islam yang baik, dan
agar mereka menjauhi materialisme, kekufuran dan akhlaq yang buruk.” Di
mata mereka yang ingin menghalangi beliau, ini semua adalah “tindak
kejahatan” yang beliau lakukan. Sementara itu, media masa, seperti
biasanya, melakukan tugasnya dengan menyebarkan kenyataan yang ada
sebagai gambaran yang sama sekali berbeda kepada masyarakat…Menjelang
tanggal 12 Nopember 1999, beberapa media masa yang sangat anti terhadap
Adnan Oktar menggunakan cara yang biasa mereka gunakan untuk menyebarkan
penghinaan, tuduhan palsu, skenario dan segala kebohongan. Penghinaan
dan kebohongan yang tak terbayangkan muncul di media masa setiap hari
dan sangatlah menarik bahwa ini semua satu demi satu di bantah dengan
kebohongan yang lain. Apa yang dilakukan media masa tersebut hanyalah
pencerminan dari rasa permusuhan mereka terhadap Adnan Oktar selama
bertahun-tahun. Namun, seperti yang Adnan Oktar selalu katakan, mereka
sebenarnya tunduk kepada kehendak Allah dan, kendatipun tidak
menyadarinya, mereka menjalankan peran yang diperuntukkan bagi mereka
yang sebaik mungkin sebagaimana yang telah Allah takdirkan untuk mereka.
Mereka tidak menyadari bahwa mereka
sebenarnya melakukan peran mereka dalam kehidupan kaum muslimin dalam
artian bahwa kaum muslimin diuji dan mendapatkan keridhaan Allah melalui
apa yang mereka perbuat terhadap kaum muslimin. Di samping itu, ini
adalah cara bagaimana Allah menjadikan orang-orang yang memperjuangkan
kebenaran terlihat jelas agar dikenali oleh setiap orang.
Berpedomankan ayat Al Qur’an: “Tolaklah
(kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik” (QS. Fushshilat, 41:34),
beliau melakukan pendekatan secara baik-baik dan toleran kepada mereka
yang memiliki rasa permusuhan terhadap beliau. Dan beliau menekankan
fakta bahwa, ”Ketentuan yang Allah ciptakan senantiasa sempurna,
terdapat kebaikan dalam segala hal”. Kesempurnaan takdir yang diciptakan
Allah insya Allah akan disaksikan oleh setiap orang.
Sumber: www.harunyahya.com